Senin, 17 Maret 2008

Tenis Jatim Terancam Tidak Berprestasi

SURABAYA, SELASA - Cabang tenis lapangan Jatim terancam tidak bisa berprestasi maksimal dan merebut emas pada PON XVII/2008 mendatang. Pelatih yang juga atlet andalan Jatim, Wiryawan Bonit Sugiharto, Selasa (11/3) menyebutkan hal itu terutama dikarenakan minimnya perhatian yang diberikan jajaran Pengprov Pelti Jatim selama ini.

Hal tersebut terbukti dengan belum dibayarkannya hak uang pembinaan yang mestinya diterima atlet putra pada program Puslatda PON XVII/2008 di tahun 2006 lalu. Itu belum termasuk min imnya perhatian yang diberikan Pengprov Pelti Jatim dalam hal koordinasi dan peningkatan kualitas atlet selama program Puslatda dilaksanakan.

Adapun total uang pembinaan yang belum dibayarkan, diperkirakan Bonit berjumlah hingga Rp 200 juta. Ia menambahkan, pada tahun 2006 itu total uang pembinaan yang diterima Pengprov Pelti Jatim sejumlah Rp 455 juta dengan hanya Rp 225 juta yang dikeluarkan. Sebanyak Rp 175 disebutkan untuk pengeluaran lain-lain, sehingga dengan demikian terdapat Rp 55 juta yang lenyap tanpa pertanggungjawaban.

Bonit yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengprov Pelti Jatim menyebutkan, keterlibatan dirinya selama ini dalam penyusunan dan pengambilan keputusan terhadap program pembinaan sangat kecil. "Termasuk soal keputusan untuk mengadakan mekanisme promosi dan degradasi," katanya.

Menurut Bonit, sejak setengah tahun terakhir ini, dirinya juga merasa sangat kesulitan untuk berdiskusi dengan Ketua Umum Pengprov Pelti Jatim Dwi Soetjipto. "Padahal saya sudah meminta waktu untuk bertemu dan berbicara," ujarnya.

Adapun mengenai belum dibayarkannya hak bagi atlet putra yang tergabung dalam program Puslatda PON XVII/2008 pada tahun 2006 lalu, Bonit berharap pada pekan ini masalah itu sudah diselesaikan. "Saya akan segera menghadap lagi kepada Pak Soekarno (Soekarno Marsaid, Ketua Harian KONI Jatim), sebagai tindak lanjut surat yang saya berikan kepada Pak Imam (Imam Utomo, Ketua Umum KONI Jatim)," katanya.

Lebih jauh Bonit menegaskan, terdapat sejumlah opsi yang kemungkinan akan diambil para petenis putra Jatim yang tergabung di Puslatda PON XVII/2008 jika hak berupa uang pembinaan itu tidak juga dibayarkan. "Pilihan paling buruk adalah kami mogok bermain," ujar Bonit.

Selain itu, terdapat pula pilihan untuk bermain sekedarnya dan tidak dengan tujuan untuk mendapatkan kemenangan. Saya sendiri secara fair sudah kemukakan ini kepada pengurus yang lain. "Jika memang hak-hak kami belum dibayarkan, bisa saja kami tetap bermain namun nantinya mungkin akan main asal saja," kata Bonit.

Bonit menambahkan, saat laga Cigna Open di Jakarta pada akhir Februari lalu, dirinya masih menempati unggulan pertama dalam daftar undian. "Dengan kondisi seperti sekarang saja kami masih jadi unggulan pertama, apalagi jika persoalan keuangan ini sudah dibereskan," kata Bonit.

Hal itu, imbuh Bonit, mengingat ketatnya jadwal PON XVII/2008 dan laga pra kualifikasi yang mendahuluinya sehingga membutuhkan konsentrasi tinggi atlet-atlet bersangkutan. Jadwal laga cabang tenis lapangan pada PON XVII/2008 sementara ditetapkan pada 6-17 Juli di Balikpapan. Adapun laga pra kualifikasi ditetapkan pada 26 Juni-2 Juli mendatang di Samarinda.kompas.com

Tidak ada komentar: