Senin, 17 Maret 2008

Lidya Ivana Jajal Turnamen Golf Pro

SURABAYA, MINGGU - Salah seorang pegolf putri andalan Indonesia asal Jatim, Lidya Ivana Jaya, akan menjajal peruntungannya melenggang ke jenjang profesional. Hal itu akan dilakukan Lidya saat mengikuti DLF Women's Indian Open Golf Championship 2008 di India, 26-28 Maret mendatang.

Turnamen yang memperebutkan hadiah 120 ribu dollar Amerika Serikat itu akan diikuti tak kurang dari 90 pemain profesional dan 12 pemain amatir dari seluruh Asia dan masuk dalam kalender resmi Ladies Asian Golf Tour.

Lidya yang juga tercatat sebagai salah satu andalan Jatim pada program Puslatda PON XVII/2008 mengikuti turnamen itu setelah beroleh fasilitas wild card.

Ketut Jaya, Manajer Tim Golf Jatim di PON XVII/2008), Minggu (16/3) menyebutkan bahwa Lidya akan berangkat ke India pada 22 Maret mendatang.kompas.com

Tim Voli Yuso Gagal Catat Hasil Sempurna

BOGOR, MINGGU - Tim putra Bantul Yuso Tomkins gagal mencatat hasil sempurna di putaran pertama Sampoerna Hijau Voli Proliga 2008. Pada partai penutup seri keempat di GOR Pajajaran, Bogor, Minggu (16/3), mereka menyerah dari Jember Pemkab, 1-3 (25-22, 15-25, 21-25, 23-25).

Laga kedua tim adalah ulangan laga pada seri ketiga pekan lalu, yang terhenti di set ketiga karena Jember menolak melanjutkan pertandingan. Tak pelak, suhu pertandingan memuncak sejak awal karena kedua tim ngotot menujukkan mereka lebih baik dari lawannya.

Yuso membuat perubahan mengejutkan dengan menurunkan pemain asingnya, Jose Maldonado, di posisi libero. Sayang, penampilan pemain Argentina itu tak berhasil mengangkat tim sehingga justru membuat pemain Yuso banyak membuat kesalahan sendiri.

Setelah merebut set pertama, permainan Yuso merosot dan kehilangan tiga set berikutnya. "Anak-anak tak bisa mengontrol emosi, mereka asal memukul keras dan menjadi tambah kesal. Selain itu, Jember juga bermain lebih bagus," ujar Pelatih Yuso Putut Marhaento.

Mengenai pergantian libero, Putut mengatakan sedang mencari komposisi terbaik. "Maldonado bagus dalam bertahan, namun mungkin libero di putaran kedua akan kembali dimainan Sunarwan," ujarnya.

Manajer Jember Pemkab Widi Prasetyo mengatakan kedua tim sama-sama terbeban dengan kejadian di seri ketiga. "Semua sisi kelemahan sudah dievaluasi, jadi anak-anak bisa tampil lebih baik. Kemenangan ini modal baik untuk putaran kedua," ujarnya.

Dengan kekalahan ini, Yuso gagal menjadi juara putaran pertama meski memiliki nilai sama dengan Jakarta P2B Sananta. Sananta memiliki rasio perolehan angka lebih baik dari Yuso, sehingga berhak atas uang Rp 10 juta sebagai juara putaran pertama.kompas.com

Kali Ini Indonesia Gagal di Swiss

BASEL, MINGGU - Ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan gagal menyelamatkan Indonesia dalam turnamen Swiss Super Series. Pada partai final yang berlangsung di St Jakobshalle, Basel, Minggu (16/3), Kido/Hendra yang menjadi unggulan kedua kalah dari juara All England Jung Jae Sung/Lee Yong Dae (Korea Selatan), 21-17, 16-21, 13-21.

Kekalahan ini melengkapi kegagalan Indonesia dalam turnamen super series di Eropa. Pekan sebelumnya, Nova Widianto/Lilyana Natsir yang menjadi satu-satunya wakil di final, kalah dari Zheng Bo/Gao Ling (China).

Manajer Tim Indonesia Lius Pongoh, yang dihubungi melalui sambungan telepon internasional mengatakan, mulai game kedua penampilan Hendra di lapangan depan menurun. Padahal, dalam permainan ganda, kontrol dari lapangan depan ini yang menjadi kunci permainan.

Sementara itu, China menguasai empat nomor lainnya melalui gelar juara yang didapat Lin Dan di tunggal putra, Xie Xingfang (tunggal putri), He Hanbin/Yu Yang (ganda campuran), dan Yang Wei/Zhang Jiewen (ganda putri).

Indonesia gagal menempatkan dua wakil di final setelah Nova/Lilyana tumbang di semifinal. Pada pertandingan yang berlangsung Minggu dinihari WIB, Nova/Lilyana kalah dari Anthony Clark/Donna Kellogg, 25-23, 14-21, 14-21.kompas.com

Tenis Jatim Terancam Tidak Berprestasi

SURABAYA, SELASA - Cabang tenis lapangan Jatim terancam tidak bisa berprestasi maksimal dan merebut emas pada PON XVII/2008 mendatang. Pelatih yang juga atlet andalan Jatim, Wiryawan Bonit Sugiharto, Selasa (11/3) menyebutkan hal itu terutama dikarenakan minimnya perhatian yang diberikan jajaran Pengprov Pelti Jatim selama ini.

Hal tersebut terbukti dengan belum dibayarkannya hak uang pembinaan yang mestinya diterima atlet putra pada program Puslatda PON XVII/2008 di tahun 2006 lalu. Itu belum termasuk min imnya perhatian yang diberikan Pengprov Pelti Jatim dalam hal koordinasi dan peningkatan kualitas atlet selama program Puslatda dilaksanakan.

Adapun total uang pembinaan yang belum dibayarkan, diperkirakan Bonit berjumlah hingga Rp 200 juta. Ia menambahkan, pada tahun 2006 itu total uang pembinaan yang diterima Pengprov Pelti Jatim sejumlah Rp 455 juta dengan hanya Rp 225 juta yang dikeluarkan. Sebanyak Rp 175 disebutkan untuk pengeluaran lain-lain, sehingga dengan demikian terdapat Rp 55 juta yang lenyap tanpa pertanggungjawaban.

Bonit yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengprov Pelti Jatim menyebutkan, keterlibatan dirinya selama ini dalam penyusunan dan pengambilan keputusan terhadap program pembinaan sangat kecil. "Termasuk soal keputusan untuk mengadakan mekanisme promosi dan degradasi," katanya.

Menurut Bonit, sejak setengah tahun terakhir ini, dirinya juga merasa sangat kesulitan untuk berdiskusi dengan Ketua Umum Pengprov Pelti Jatim Dwi Soetjipto. "Padahal saya sudah meminta waktu untuk bertemu dan berbicara," ujarnya.

Adapun mengenai belum dibayarkannya hak bagi atlet putra yang tergabung dalam program Puslatda PON XVII/2008 pada tahun 2006 lalu, Bonit berharap pada pekan ini masalah itu sudah diselesaikan. "Saya akan segera menghadap lagi kepada Pak Soekarno (Soekarno Marsaid, Ketua Harian KONI Jatim), sebagai tindak lanjut surat yang saya berikan kepada Pak Imam (Imam Utomo, Ketua Umum KONI Jatim)," katanya.

Lebih jauh Bonit menegaskan, terdapat sejumlah opsi yang kemungkinan akan diambil para petenis putra Jatim yang tergabung di Puslatda PON XVII/2008 jika hak berupa uang pembinaan itu tidak juga dibayarkan. "Pilihan paling buruk adalah kami mogok bermain," ujar Bonit.

Selain itu, terdapat pula pilihan untuk bermain sekedarnya dan tidak dengan tujuan untuk mendapatkan kemenangan. Saya sendiri secara fair sudah kemukakan ini kepada pengurus yang lain. "Jika memang hak-hak kami belum dibayarkan, bisa saja kami tetap bermain namun nantinya mungkin akan main asal saja," kata Bonit.

Bonit menambahkan, saat laga Cigna Open di Jakarta pada akhir Februari lalu, dirinya masih menempati unggulan pertama dalam daftar undian. "Dengan kondisi seperti sekarang saja kami masih jadi unggulan pertama, apalagi jika persoalan keuangan ini sudah dibereskan," kata Bonit.

Hal itu, imbuh Bonit, mengingat ketatnya jadwal PON XVII/2008 dan laga pra kualifikasi yang mendahuluinya sehingga membutuhkan konsentrasi tinggi atlet-atlet bersangkutan. Jadwal laga cabang tenis lapangan pada PON XVII/2008 sementara ditetapkan pada 6-17 Juli di Balikpapan. Adapun laga pra kualifikasi ditetapkan pada 26 Juni-2 Juli mendatang di Samarinda.kompas.com